Info Singasana – Sudah Resmi Cerai, Andrew Andika Beberkan Alasan Tak Hadir di Acara Ultah Anak Kabar perceraian Andrew Andika dan Tengku Dewi Putri resmi mengetuk pintu publik pada awal tahun ini. Pasangan selebritas yang dulunya kerap tampil mesra di berbagai kesempatan akhirnya memilih berpisah setelah menjalani proses rumah tangga yang penuh dinamika. Perceraian mereka pun tak hanya menjadi bahan pemberitaan, tetapi juga menyisakan pertanyaan besar: bagaimana nasib sang buah hati?

baca juga:Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Lokasi SPPG di Daerah
Pertanyaan itu semakin santer ketika publik mengetahui Andrew tidak hadir di acara ulang tahun anaknya baru-baru ini. Bagi sebagian orang, absennya seorang ayah di momen istimewa anak adalah luka tersendiri. Namun, Andrew akhirnya buka suara untuk menjelaskan alasannya, sekaligus meluruskan persepsi yang sempat miring.
Hubungan Pasca Cerai yang Masih Rapuh
Dalam keterangannya, Andrew menegaskan bahwa ketidakhadirannya bukan lantaran ia melupakan sang anak, melainkan karena kondisi yang belum kondusif pasca perceraian. Hubungannya dengan mantan istri masih dalam masa adaptasi.
“Kalau saya hadir, saya takut suasananya jadi tegang. Saya ingin ulang tahun anak tetap berjalan bahagia tanpa ada rasa canggung,” ujar Andrew dengan nada berat.
Baginya, keputusan untuk tidak datang adalah bentuk pengorbanan. Ia memilih menahan rindu daripada mengorbankan kenyamanan sang anak yang seharusnya menikmati momen ulang tahunnya dengan penuh senyum.
Rindu yang Tak Pernah Usai
Andrew menambahkan, peran ayah tidak bisa diukur hanya dari kehadiran fisik di sebuah acara. Meski tidak berada di tempat yang sama, cintanya kepada anak tetap penuh.
“Saya tetap siapkan kado, tetap sampaikan doa, dan tetap ingin dekat. Anak saya tetap prioritas dalam hidup saya,” ungkap Andrew.
Kalimat itu memperlihatkan sisi emosional seorang ayah yang terjebak dalam situasi sulit: antara keinginan hadir dan kenyataan yang menuntutnya menepi.
Sorotan Publik dan Simpati yang Mengalir
Kisah Andrew dengan cepat menyebar di media sosial, memunculkan beragam reaksi. Ada yang mengkritik ketidakhadirannya, tetapi lebih banyak yang memberikan simpati.
“Kalau situasinya belum nyaman, saya rasa dia benar. Lebih baik menahan diri daripada membuat anak bingung,” tulis seorang warganet.
Ada pula yang berharap Andrew dan Dewi bisa segera menemukan pola co-parenting yang sehat. “Anak butuh kasih sayang lengkap. Orang tua harus bisa dewasa meskipun sudah berpisah,” komentar netizen lainnya.
Tantangan Co-Parenting
Pengamat psikologi keluarga menilai kasus Andrew menjadi contoh nyata betapa sulitnya menjalani pola pengasuhan bersama pasca perceraian. Tidak semua pasangan bisa langsung menemukan ritme komunikasi baru.
“Kadang kehadiran mantan pasangan di satu acara bisa memicu konflik yang tidak disadari anak. Dalam kondisi seperti itu, ada orang tua yang memilih mundur sementara demi kebaikan,” jelas seorang psikolog keluarga.
Namun, ia juga menegaskan pentingnya komunikasi terbuka agar anak tidak merasa kehilangan. “Tidak hadir sekali mungkin bisa dimaklumi, tapi dalam jangka panjang, ayah dan ibu harus bekerja sama. Anak berhak mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya.”
Fokus pada Hidup Baru
Di sisi lain, Andrew mengaku ingin tetap fokus pada karier dan kehidupannya pasca bercerai. Ia tak menampik bahwa perceraian meninggalkan luka, namun ia berusaha mengubahnya menjadi energi untuk lebih bertanggung jawab.
“Saya ingin terus berkarya, tetap produktif, tapi juga tidak ingin kehilangan momen bersama anak. Saya percaya ke depan situasi akan lebih baik,” ujar Andrew optimistis.
Pelajaran dari Kisah Andrew
Kasus Andrew Andika memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana perceraian tidak hanya memengaruhi pasangan, tetapi juga anak yang ada di tengah-tengah. Ketidakhadiran Andrew di ulang tahun anaknya menjadi simbol betapa rumitnya menjaga harmoni di tengah kondisi yang telah retak.
Namun, satu hal yang jelas: Andrew berusaha menunjukkan bahwa cinta seorang ayah tidak bisa dihapus oleh jarak atau status. Meski tidak hadir secara fisik, ia tetap hadir dalam doa, hadiah, dan kerinduan yang tidak pernah padam.
“Perceraian bukan akhir dari segalanya, tapi awal dari perjalanan baru. Saya hanya ingin anak saya tetap bahagia, itu yang terpenting,” pungkas Andrew.














