Info Singasana – Bali terus berinovasi dalam pengembangan sektor pertanian dan pariwisata. Salah satu rencana terbaru adalah pengembangan agrowisata rosella organik di Kabupaten Tabanan. Dinas Pertanian Tabanan menggandeng Universitas Warmadewa (Unwar) untuk mewujudkan praktik pertanian rosella yang baik menuju budidaya organik. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi lokal sekaligus menciptakan destinasi wisata berbasis pertanian yang unik.
Rosella Organik Potensi Unggulan Tabanan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subagia, menjelaskan bahwa salah satu lokasi pengembangan rosella berada di Banjar Tinungan, Desa Apuan, yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Wijaya Kusuma. Budidaya rosella ini merupakan bagian dari pengembangan produk hortikultura di Tabanan.
Subagia berharap rosella dan produk turunannya dapat menjadi produk unggulan ketahanan pangan desa sekaligus membentuk kawasan agrowisata rosella.
“Kami berharap rosella dan produk turunannya menjadi andalan ketahanan pangan desa dan menjadi destinasi agrowisata,” ujar Subagia dalam kegiatan pengabdian internasional yang melibatkan Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi Unwar, Universitas Teknologi Mara (UiTM), dan Universitas Putra Malaysia (UPM) di Kecamatan Penebel, Tabanan, Senin (14/7).
Dukungan Universitas Warmadewa untuk Sertifikasi Organik
Untuk mewujudkan budidaya rosella organik, Subagia meminta dukungan dari Program Studi Agroteknologi Unwar. Ia berharap agar Unwar dapat membantu dalam penerapan Good Agricultural Practices (GAP) menuju pertanian organik yang berkelanjutan.
*”Jika Unwar bisa membantu, kami akan mengajukan proposal ke tingkat provinsi. Mudah-mudahan pada 2026, setelah mendapat nomor registrasi, kami bisa langsung mengajukan sertifikasi organik karena Bali sudah memiliki lembaga sertifikasi organik,”* harap Subagia.
Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, M.Si, Kepala Prodi Agroteknologi Unwar, menyatakan kesiapan kampusnya untuk mendukung program ini. Pendampingan akan dilakukan kepada kelompok tani agar mereka memahami teknik budidaya rosella yang baik.
“Kami akan terjunkan dosen-dosen untuk pendampingan sehingga pengembangan rosella organik dan tanaman sayuran pendamping seperti pakcoy dan daun bawang dapat terwujud. Ini juga menjadi bagian dari pembelajaran bagi mahasiswa,” jelas Udayana.
Manfaat Rosella untuk Kesehatan dan Ekonomi
Akademisi dari Universitas Teknologi Mara (UiTM) Malaysia, Dr. Aida Firdaus MN Azmi dan Dr. Siti Khairiyah Binti Mohd. Hatta, mengapresiasi inisiatif ini. Mereka menyebutkan bahwa rosella semakin diminati karena manfaat kesehatannya, terutama untuk menurunkan kolesterol, tekanan darah, dan meningkatkan imunitas.

Baca Juga: Wakil Bupati Tabanan Jadi “Tukang Sapu Dadakan” di Pasar Bajera, Bikin Pengelola Panik
“Rosella tidak hanya bisa diolah menjadi teh, tetapi juga menjadi produk seperti dodol, permen, selai, bahkan saus,” ungkap Dr. Aida.
Ketua KWT Mekar Wijaya Kusuma, Ni Luh Gede Santi Dewi, menyambut baik rencana pengembangan agrowisata rosella organik. Namun, ia meminta pendampingan berkelanjutan dan bantuan pemasaran agar hasil panen dapat terserap dengan baik.
“Kami butuh pendampingan dan penyuluhan terus-menerus. Selain itu, kami juga memerlukan akses pasar yang lebih luas agar produk rosella kami bisa terjual,” kata Santi Dewi.
Saat ini, rosella dijual dalam kondisi basah seharga Rp20.000 per kilogram. KWT Mekar Wijaya Kusuma sudah mencoba mengolah rosella menjadi teh rosella dan saus rosella, tetapi masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut.
Agrowisata Rosella Peluang Baru untuk Pariwisata dan Pertanian Bali
Pengembangan agrowisata rosella organik di Tabanan memiliki potensi besar untuk:
-
Meningkatkan nilai ekonomi rosella melalui diversifikasi produk.
-
Menjadi destinasi wisata edukatif yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
-
Memperkuat ketahanan pangan berbasis produk lokal.
-
Mendorong pertanian berkelanjutan dengan sertifikasi organik.














